Postingan

"J"

 Berapa tahun kamu menghilang tanpa kabar?  Menghilang tanpa aba-aba namun memberikan luka paling tak masuk akal Bahkan percakapan singkat kita, puisi yang kamu berikan untukku masih kusimpan rapi Bukan aku yang tak mencintaimu, tapi kamu yang memilih untuk melepaskanku Hal yang menyebabkan aku belum bisa melupakanmu hingga sekarang bukan karena aku masih mecintaimu Namun karena kamu belum menyelesaikan masalah  ini bersamaku Kamu seharusnya bisa berpamitan ,namun mengapa kamu memilih menghilang tanpa kabar? Meninggalkan aku yang menangisimu siang malam bahkan sampai sekarang Semua lelaki yang kutemui dan kucari sekarang tak ayal adalah bayangan darimu Ya, aku masih mencari sosok lelaki yang sepertimu Singkatnya, aku belum bisa melupakanmu.  . . . . . . . . J

Untuk Si Lemah

 pohonmu mungkin tak berbuah, namun bukan berarti kamu mati prestasimu mungkin tak berderet, namun bukan berarti kamu tak berusaha senyummu mungkin tak pernah luntur,namun bukan berarti kamu tak pernah menangis tawamu mungkin paling menggema, namun bukan berarti kamu tak pernah meringis

Tak Apa Terlambat Dari yang Lain

 Untuk aku yang sekarang berusia 20 tahun, tak apa jika kamu terlambat dari yang lain Tak apa kamu belum memiliki sesuatu yang telah dimiliki oleh orang lain Tak apa jika kamu belum memiliki rekam jejak layaknya teman lain Bukankah kamu selalu berkata bahwasannya tidak semua orang memiliki awal yang sama? Tak apa jika memang kamu lebih lambat, bahkan sekalipun kamu tak bergerakpun tak apa Sebab kamu lebih tau mana kapasitas dirimu sendiri, semoga dilapangkan dadamu

Kematian yang Berujung Kebahagiaan

 Apa yang paling aku benci di dunia ini adalah kematian Hal yang paling tak bisa dihindari dan tak bisa diprediksi Hal lain boleh terjadi, tapi tidak dengan kematian Sebab aku tak bisa mempersiapkan diri dan hati untuk menghadapi  Sudah terlalu banyak aku terluka karna harus berpisah dengan kematian Namun dengan bodohnya, aku dulu berteman dekat dengan kematian Dulu aku sangat dekat dengan kematian, bahkan menganggapnya adalah hal paling menyenangkan apabila terjadi Goresan merah di nadi, tanda lebam di badan semua adalah peranakan dari kematian Dan setiap hari aku memilikinya, bahkan garis memanjang yang aku goreskan dulu masih terbentang di paha dan nadiku Aku mengira mereka akan hilang, namun ternyata bertahan Terima kasih kepada tanda itu yang tak pernah hilang Sebab, melihatnya aku mampu mengingat bahwa dulu aku adalah orang paling dekat dengan kematian namun memilih untuk berteman dengan kebahagiaan Kini aku telah dekat kembali dengan kebahagiaan Kebahagiaan yang diberik...

Sudah Pulih Ternyata Salah Pilih

 Aku sudah pulih dari lukaku, ternyata aku salah pilih Aku sudah membaik dari lukaku, ternyata ia busuk kembali Apa yang salah dari diriku adalah ketika aku menempatkan kepercayaan di atas dedaunan talas Ya, mudah terombang-ambing dan berjalan tak pasti  Lalu apakah salahku? Bukan, itu bukan salahku Itu salah mereka yang menyapa sedangkan aku membalas dengan rasa Sekejam itu dunia mempermainkan wanita yang tak tau apa-apa tentang cinta Lain kali entah itu esok atau siang hari Aku tak ingin salah pilih lagi Tapi aku juga enggan untuk pulih, kemudian berdalih bahwa aku siap untuk memilih

Bau Keringat Basah

      Hari ini aku melihat lelaki tua yang sibuk mengelap dahinya. Bau semerbak pun aku cium dari dekatnya. Aku tak bisa mengedarkan pandangan ke yang lain. Terlalu sibuk memandang lelaki tua itu. Ia seperti tak asing bagiku, terus kupandang lelaki tua itu sampai-sampai waktu yang membangunkan lamunanku.     Lelaki tua yang menyeret sepeda usang dengan bekas tembelan ban hampir di seluruh permukaan. Tak bosan ia meneriakkan 'roti roti' kepada setiap orang yang dilaluinya. Aku terus-terusan memandangi wajah kelelahan itu. Tak pernah terlewat semenitpun ia tak mengusap dahinya. Tuhan benar-benar kejam hari ini. Ia menyuruh dewa untuk menyinari siang ini terlalu terang. Aku yang diam sembari membuka payung saja rasanya seperti buliran air membasahiku. Apalagi lelaki tua itu yang bahkan hanya mengenakan kaos oblong tipis sederhana yang kutebak ia mencucinya tiap hari hingga setipis itu.      Ada anak kecil lewat dengan menggandeng anak kecil lainnya b...

Lampu Jalanan

 Sekali lagi aku berdiri sendirian ditemani kegelapan malam Berdiri dengan tegaknya seakan-akan tidak bisa tergoyahkan Menanti entah untuk keberapa kali Namun tetap setia untuk menyinari  Sekali lagi aku berdiri layaknya lampu jalanan yang tak akan pernah padam  Berpura-pura akan semuanya Aku takut bilamana suatu hari nanti aku roboh Orang lain akan berpikir, bagaimana bisa aku roboh saat orang lain masih membutuhkanku? Bagaimana bisa aku lelah saat orang lain butuh aku sebagai penyemangatnya? Layaknya lampu jalanan Yang tak pernah padam, namun menanti akan kenikmatan